Rabu, 21 September 2016

Tips! 4 CARA MENJADI ORANG SUKSES TANPA MODAL YANG JITU

4 CARA MENJADI ORANG SUKSES TANPA MODAL YANG JITU

Cara Menjadi Orang Sukses pada dasarnya bagi siapa pun, terlapas apa pun kondisi Anda. Sebenarnya tidak terkait punya modal atau tidak. Hanya saja masih banyak yang mencari bagaimana cara menjadi orang yang berhasil meski tidak punya modal, mudah uang maksudnya.
OK, mari kita bahas.

BAGAIMANA CARA MENJADI ORANG SUKSES TANPA MODAL?

Cara Menjadi Orang Sukses Tanpa Modal Jawabannya adalah … TIDAK BISA!
Artinya, jika mau menjadi orang sukses, Anda harus menggunakan modal. Ini serius, baik mau bekerja atau mau berbisnis, jika mau sukses, HARUS punya modal.
Saya sering menemukan ada orang yang terhambat bisnis (termasuk saya dulu), karena tidak mau mengeluarkan modal.
Pertanyaanya, “bagaimana jika SEKARANG saya memang tidak punya modal?”
Mindset yang perlu difahami adalah:
“SEKARANG berbeda dengan besok.”
Sekarang boleh jadi Anda tidak punya modal (uang), tetapi besok atau lusa menjadi punya. Bagaimana caranya? Itulah yang akan dibahas pada artikel ini.
Tidak punya modal saat ini, jangan sampai menjadi penghambat menjadi orang sukses. Anda bisa memulai bisnis meski tanpa modal (uang), dengan catatan mau berusaha untuk mendapatkan modal itu.
Susah? Memang. Tidak ada cara mudah menjadi orang sukses. Saya katakan itu, sebab pada kenyataanya, kalau mau sukses baik dunia atau akhirat, Anda akan memerlukan perjuangan dan pengorbanan. Yang punya uang saja seperti itu, apalagi jika tidak punya uang.
Jadi, dalam kaitan Cara Menjadi Orang Sukses, modal harus dicari dulu. Modal uang bukan syarat menjadi berhasil, tetapi tahapan. Maksudnya, jika Anda berpikir bahwa modal adalah syarat, maka bagi Anda yang tidak punya modal, tidak ada Cara Menjadi Orang Sukses.
Tapi, jika Anda berpikir bahwa modal adalah salah satu tahapan, maka Anda akan berusaha melaluinya. Sama seperti Anda mau naik ke lantai 3, maka lantai 1 harus dilalui. Ibaratnya mendapatkan modal adalah menaiki lantai 1, usaha pertama yang perlu Anda lakukan.

Cara Pertama: Manfaatkan atau Daya Ungkit Modal Apa Aaja yang Anda Miliki.

Sebenarnya, saat ini semua orang punya modal. Modal tidak selamanya uang. Jika Anda punya sepeda motor, itu bisa dijadikan modal. Apalagi punya mobil. Rumah juga modal. Ilmu dan pengetahuan Anda juga bisa dijadikan modal. Anda punya dengkul? Itu juga modal.
Jadi, manfaatkan saja modal yang Anda miliki, baik menjadi pengusaha sukses tanpa modal maupun untuk meniti karir sukses.
Anggap saja, ternyata bisnis Anda memerlukan uang tunai. Atau modal yang Anda miliki tidak diperlukan untuk membangun bisnis Anda.
Maka, caranya adalah bagaimana memanfaatkan modal yang Anda miliki menjadi UANG.
Saat saya sedang membangun bisnis online, saat itu saya tidak punya komputer bagus. Yang ada hanya komputer jadul, kurang memadai untuk bisnis online. Saya ingin mengganti komputer itu dengan spek yang lebih baik, tapi saya tidak punya uang saat itu.
Komputer jadul saya, paling bisa digunakan untuk mengetik dan saya punya kemampuan menulis. Dua modal ini saya manfaatkan untuk mendapatkan uang tunai. Saya menawarkan jasa penulisan kepada teman-teman, sampai saya bisa membeli komputer baru.
Sebuah contoh nyata! Manfaatkan yang ada. Gunakan prinsip Daya Ungkit.

Cara Kedua: Belajar Mendapatkan Modal (uang).

Jika Anda tidak punya uang saat ini untuk membangun bisnis. Artinya, Anda belum bisa mendapatkan modal. Sederhana bukan? Mengapa? Kalau anda sudah bisa, pastinya sudah dapat kecuali Anda malas.
Langkah selanjutnya, jika Anda belum bisa atau belum mengetahui cara mendapatkan modal, Anda harus mau BE LA JAR. Bukan mengemis atau mengeluh, tetapi belajar.
Belajar kepada siapa? Banyak tempat Anda belajar. Contohnya, adakah teman, saudara, atau tetangga yang sudah punya bisnis? Jika ada, silahkan silaturahim. Tanyakan baik-baik, bagaimana cara mereka mendapatkan modal.
Bisa jadi, pengalaman mereka tidak bisa Anda lakukan. Jangan patah arang, berterima kasih dan cari nasihat dari orang lain lagi. Tapi, jangan keterusan mencari. Jangan mencari cara mudah, instant, dan pasti jitu. Sekiranya bisa Anda lakukan, lakukan meski butuh perjuangan dan pengorbanan.
Ada pesan yang ingin sampai kepada para pemula dan pemuda.
Saya sering menemukan, sikap pemula itu sering menuntut. Dia menuntut kepada orang yang sudah sukses untuk membantunya. Jangan seperti itu, justru Anda akan dijauhi. Orang tidak suka ditekan, apalagi oleh orang yang hanya minta bantuan.
Jika Anda ingin mendapatkan nasihat dari orang sukses, jadilah teman, bukan musuh. Sepertinya aneh, tapi nyatanya banyak yang seperti itu lho. Dia nanya kepada orang lain, saat tidak menerima jawaban yang memuaskan malah marah, memaki, atau membully. Ingat, orang yang Anda tanya itu, bukan pelayan Anda.
Jadi, bersikap baiklah. Bahkan kalau nasihatnya salah, tetaplah berterima kasih. Relasi itu sangat penting. Meski nasihatnya tidak berguna, bisa jadi relasinya yang berguna. Jangan rusak relasi dengan mendebatnya atau bahkan memarahinya.

Cara Ketiga: Miliki Kemampuan Negosiasi

Tidak selamanya, segala sesuatu harus dimiliki dengan uang. Anda bisa bernegosiasi untuk mendapatkan apa yang Anda perlukan.
Untuk itu, memiliki kemampuan negosiasi menjadi sangat penting. Anda harus belajar itu jika saat ini belum bisa. Ada yang mengatakan, kemampuan negosiasi adalah kemampuan bernilai milyaran. Serius!
Anda bisa belajar negosiasi untuk mendapatkan uang, mendapatkan produk, mendapatkan proyek, dan sebagainya.

Cara Keempat: Bertumbuhlah, Tingkatkan Kualitas Diri Anda.

Jika kondisi saat ini serba tidak punya, sebenarnya itu adalah masalah kualitas diri Anda. Tidak perlu menyalahkan apa pun dan siapa pun, tetapi yang perlu dilakukan adalah meningkatkan kualitas diri Anda.
Belajarlah, jadilah ahli, jadilah juara. Jika Anda memiliki keahlian tertentu atau juara dalam hal tertentu, maka peluang-peluang kesuksesan akan menghampiri Anda.
Apalagi, bagi Anda yang masih mudah, jika ingin menjadi orang sukses, berhasil, dan pintar, maka teruslah belajar, mencoba, dan berlatih. Lakukan sedini mungkin jika mau sukses di usia muda.
Imam Syafi’i mengatakan:
“Barangsiapa menginginkan sukses dunia hendaklah diraihnya dengan ilmu dan … ingin sukses dunia akherat hendaklah diraih dengan ilmu” ~Iman Syafi’i.
Anda boleh melupakan cara 1, 2, dan 3, tetapi ingatlah cara keempat ini.
Kesimpulan: Jangan berhenti karena tidak punya modal, Anda bisa mendapatkan modal dengan memanfaatkan apa yang Anda miliki. Anda bisa mendapatkan modal, jika mengetahui caranya, maka belajarlah. Anda juga bisa mendapatkan modal jika pandai bernegosiasi. Dan terakhir, jika serbab tidak bisa, maka bertumbuhlah.

Selasa, 20 September 2016

KEWAJIBAN SEORANG SUAMI PADA ISTRI

KEWAJIBAN SEORANG SUAMI PADA ISTRI
Kesempatan yang lalu, telah diangkat mengenai kewajiban istri di web Muslim.Or.Id tercinta ini. Saat ini, giliran suami pun harus mengetahui kewajibannya. Apa saja kewajiban suami, berkaitan dengan berbuat baik pada istri dan kewajiban nafkah, akan diulas secara sederhana dalam tulisan kali ini. Moga dengan mengetahui hal ini pasutri semakin lekat kecintaannya, tidak penuh ego dan semoga hubungan mesta tetap langgeng.
Pertama: Bergaul dengan istri dengan cara yang ma’ruf (baik)
Yang dimaksud di sini adalah bergaul dengan baik, tidak menyakiti, tidak menangguhkan hak istri padahal mampu, serta menampakkan wajah manis dan ceria di hadapan istri.
Allah Ta’ala berfirman,
وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ
Dan bergaullah dengan mereka dengan baik.” (QS. An Nisa’: 19).
وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ
Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf.” (QS. Al Baqarah: 228).
Dari ‘Aisyah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِى
Sebaik-baik kalian adalah yan berbuat baik kepada keluarganya. Sedangkan aku adalah orang yang  paling berbuat baik pada keluargaku” (HR. Tirmidzi no. 3895, Ibnu Majah no. 1977, Ad Darimi 2: 212, Ibnu Hibban 9: 484. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Ibnu Katsir rahimahullah berkata mengenai surat An Nisa’ ayat 19 di atas, “Berkatalah yang baik kepada istri kalian, perbaguslah amalan dan tingkah laku kalian kepada istri. Berbuat baiklah sebagai engkau suka jika istri kalian bertingkah laku demikian.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 3: 400)
Berbuat ma’ruf adalah kalimat yang sifatnya umum, tercakup di dalamnya seluruh hak istri. Nah, setelah ini akan kami utarakan berbagai bentuk berbuat baik kepada istri. Penjelasan ini diperinci satu demi satu agar lebih diperhatikan para suami.
Kedua: Memberi nafkah, pakaian dan tempat tinggal dengan baik
Yang dimaksud nafkah adalah harta yang dikeluarkan oleh suami untuk istri dan anak-anaknya berupa makanana, pakaian, tempat tinggal dan hal lainnya. Nafkah seperti ini adalah kewajiban suami berdasarkan dalil Al Qur’an, hadits, ijma’ dan logika.
Dalil Al Qur’an, Allah Ta’ala berfirman,
لِيُنْفِقْ ذُو سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ فَلْيُنْفِقْ مِمَّا آَتَاهُ اللَّهُ لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا مَا آَتَاهَا
Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya” (QS. Ath Tholaq: 7).
وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ
Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada istrinya dengan cara ma’ruf” (QS. Al Baqarah: 233).
Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Bapak dari si anak punya kewajiban dengan cara yang ma’ruf (baik) memberi nafkah pada ibu si anak, termasuk pula dalam hal pakaian. Yang dimaksud dengan cara yang ma’ruf adalah dengan memperhatikan kebiasaan masyarakatnya tanpa bersikap berlebih-lebihan dan tidak pula pelit. Hendaklah ia memberi nafkah sesuai kemampuannya dan yang mudah untuknya, serta bersikap pertengahan dan hemat” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 2: 375).
Dari Jabir, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda ketika haji wada’,
فَاتَّقُوا اللَّهَ فِى النِّسَاءِ فَإِنَّكُمْ أَخَذْتُمُوهُنَّ بِأَمَانِ اللَّهِ وَاسْتَحْلَلْتُمْ فُرُوجَهُنَّ بِكَلِمَةِ اللَّهِ وَلَكُمْ عَلَيْهِنَّ أَنْ لاَ يُوطِئْنَ فُرُشَكُمْ أَحَدًا تَكْرَهُونَهُ. فَإِنْ فَعَلْنَ ذَلِكَ فَاضْرِبُوهُنَّ ضَرْبًا غَيْرَ مُبَرِّحٍ وَلَهُنَّ عَلَيْكُمْ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ
“Bertakwalah kepada Allah pada (penunaian hak-hak) para wanita, karena kalian sesungguhnya telah mengambil mereka dengan amanah Allah dan kalian menghalalkan kemaluan mereka dengan kalimat Allah. Kewajiban istri bagi kalian adalah tidak boleh permadani kalian ditempati oleh seorang pun yang kalian tidak sukai. Jika mereka melakukan demikian, pukullah mereka dengan pukulan yang tidak menyakiti. Kewajiban kalian bagi istri kalian adalah memberi mereka nafkah dan pakaian dengan cara yang ma’ruf” (HR. Muslim no. 1218).
Dari Mu’awiyah Al Qusyairi radhiyallahu ‘anhu, ia bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai kewajiban suami pada istri, lantas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَنْ تُطْعِمَهَا إِذَا طَعِمْتَ وَتَكْسُوَهَا إِذَا اكْتَسَيْتَ – أَوِ اكْتَسَبْتَ – وَلاَ تَضْرِبِ الْوَجْهَ وَلاَ تُقَبِّحْ وَلاَ تَهْجُرْ إِلاَّ فِى الْبَيْتِ
Engkau memberinya makan sebagaimana engkau makan. Engkau memberinya pakaian sebagaimana engkau berpakaian -atau engkau usahakan-, dan engkau tidak memukul istrimu di wajahnya, dan engkau tidak menjelek-jelekkannya serta tidak memboikotnya (dalam rangka nasehat) selain di rumah” (HR. Abu Daud no. 2142. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih).
Dari Aisyah, sesungguhnya Hindun binti ‘Utbah berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya Abu Sufyan adalah seorang suami yang pelit. Dia tidak memberi untukku dan anak-anakku nafkah yang mencukupi kecuali jika aku mengambil uangnya tanpa sepengetahuannya”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
خُذِى مَا يَكْفِيكِ وَوَلَدَكِ بِالْمَعْرُوفِ
Ambillah dari hartanya yang bisa mencukupi kebutuhanmu dan anak-anakmu dengan kadar sepatutnya” (HR. Bukhari no. 5364).
Lalu berapa besar nafkah yang menjadi kewajiban suami?
Disebutkan dalam ayat,
لِيُنْفِقْ ذُو سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ فَلْيُنْفِقْ مِمَّا آَتَاهُ اللَّهُ
Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya.” (QS. Ath Tholaq: 7).
عَلَى الْمُوسِعِ قَدَرُهُ وَعَلَى الْمُقْتِرِ قَدَرُهُ
Orang yang mampu menurut kemampuannya dan orang yang miskin menurut kemampuannya (pula)” (QS. Al Baqarah: 236).
Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Hindun,
خُذِى مَا يَكْفِيكِ وَوَلَدَكِ بِالْمَعْرُوفِ
Ambillah dari hartanya yang bisa mencukupi kebutuhanmu dan anak-anakmu dengan kadar sepatutnya” (HR. Bukhari no. 5364).
Dalil-dalil di atas menunjukkan bahwa yang jadi patokan dalam hal nafkah:
  1. Mencukupi istri dan anak dengan baik, ini berbeda tergantung keadaan, tempat dan zaman.
  2. Dilihat dari kemampuan suami, apakah ia termasuk orang yang dilapangkan dalam rizki ataukah tidak.
Termasuk dalam hal nafkah adalah untuk urusan pakaian dan tempat tinggal bagi istri. Patokannya adalah dua hal yang disebutkan di atas.
Mencari nafkah bagi suami adalah suatu kewajiban dan jalan meraih pahala. Oleh karena itu, bersungguh-sungguhlah menunaikan tugas yang mulia ini.
Masih ada beberapa hal terkait kewajiban suami yang belum dibahas. Insya Allah akan berlanjut pada tulisan berikutnya.
Wallahu waliyyut taufiq was sadaad.

BEBERAPA HUKUM NIKAH DALAM ISLAM



BEBERAPA HUKUM NIKAH DALAM ISLAM
          Ketika membahas tentang hukum pernikahan, para ulama’ menemukan jika hukum menikah itu terkadang bisa mejadi sunnah atau mandub, terkadang bisa menjadi wajib atau terkadang juga bisa menjadi sekedar mubah saja. Bahkan dalam kondisi tertentu bisa hukumnya bisa menjadi makruh. Dan ada juga hukum pernikahan yang haram untuk dilakukan. Semua akan sangat tergantung dari kondisi dan situasi seseorang dan permasalahannya. Bagaimana hukumnya dapat berubah-ubah menjadi seperti itu? dan hukum nikah ada 5 yaitu:
1.   Pernikahan yang hukumnya Wajib
              Hukum ini berlaku untuk orang yang telah mampu menikah dan khawatir akan berzina jika tidak melakukan pernikahan. Karena menghindari sesuatu yang haram hukumnya wajib, jika yang haram tidak bi sa dihindari kecuali dengan menikah maka nikah hukumnya wajib.(QS. Hujurat:6
Imam Al-Qurtubi berkata jika para ulama tidak berbeda pendapat tentang wajibnya seorang untuk menikah bila dia adalah orang yang mampu dan takut tertimpa resiko zina pada dirinya. Dan bila dia tidak mampu, maka Allah SWT pasti akan membuatnya cukup dalam masalah rezekinya, sebagaimana firman-Nya :”Dan Yang menciptakan semua yang berpasang-pasangan dan menjadikan untukmu kapal dan binatang ternak yang kamu tunggangi.(QS.An-Nur : 33)
2.    Pernikahan yang hukumnya Sunnah
            Sedangkan yang tidak diwajibkan untuk menikah ialah mereka yang telah mampu untuk menikah namun tidak merasa takut jatuh terhadap zina. Barangkali karena memang usianya yang masih muda atau lingkungan yang cukup baik dan kondusif.  Orang yang mempunyai kondisi seperti ini hanyalah disunnahkan untuk menikah, namun tidak sampai dihukumi wajib. Karena masih ada jarak tertentu yang menghalanginya untuk bisa jatuh ke dalam zina yang diharamkan oleh Allah SWT. Apabila dia menikah, dia akan mendapatkan keutamaan yang lebih jika dibandingkan dengan dia hanya diam dan tidak menikahi wanita tersebut. Paling tidak, dia telah melaksanakan anjuran Rasulullah SAW untuk memperbanyak jumlah kuantitas umat Islam.
3.    Pernikahan Yang hukumnya Haram
           Secara normal, ada dua hal utama yang membuat seseorang menjadi haram untuk menikah. Pertama, tidak mampu memberi nafkah. Kedua, tidak mampu melakukan hubungan seksual. Kecuali apabila dia telah berterus terang sebelumnya dan calon istrinya itu mengetahui dan menerima keadaannya. Selain dua hal di atas, masih ada lagi sebab-sebab tertentu yang mengharamkan untuk menikah. Ada juga pernikahan yang haram dari sisi lain lagi seperti pernikahan yang tidak memenuhi rukun dan syarat. Seperti menikah tanpa wali atau tanpa saksi. Atau menikah dengan niat untuk mentalak, sehingga menjadi nikah untuk sementara waktu yang kita kenal dengan nikah kontrak.
4.   Pernikahan Yang hukumnya Makruh
           Hukum ini berlaku bagi orang yang tidak mampu untuk menikah karena dapat mendzalimi isteri atau tidak minat terhadap wanita dan tidak mengharapkan keturunan. Dan apabila ia menikah dapat  menghalangi ibadah-ibadah sunnah yang lebh baik.

5.    Pernikahan Yang hukumnya Mubah

              Hukum ini berlaku untuk orang yang berada pada posisi tengah-tengah antara hal-hal yang mendorong keharusannya untuk menikah dengan hal-hal yang mencegahnya untuk menikah, maka hukum menikah baginya itu menjadi mubah atau boleh. Tidak dianjurkan untuk segera menikah namun juga tidak ada larangan atau anjuran untuk mengakhirkannya.

                    HURUF VOKAL DAN KONSONAN, DAN CARA MEMBUNYIKANNYA
PENDAHULUAN
Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Alat pertuturan ini sememangnya kompleks, tetapi teratur dengan menggunakan kod-kod tertentu. Asmah Hj Omar (1986) mengatakan bahasa yang digunakan oleh manusia adalah menggunakan alat-alat ujaran yang terdapat dalam tubuh badan manusia itu sendiri. Contohnya bibir, lidah, lelangit dan pita suara.

Huraian mengenai vokal dan konsonan tergolong dalam bab fonetik dan fonologi. Maksud dan definisi fonetik menurut Kamus Dewan (1996:354), fonetik ialah ilmu bahasa (linguistik) yang berkaitan dengan penyebutan kata dan lambang yang menunjukkan sebutannya. Manakala mengikut Merriam Webster’s Collengiate Dictionary tenth edition (1996:873), fonetik dikatakan sebagai “the system of speech sounds of a language or group of languages”.

Maksud dan makna fonologi adalah seperti yang berikut menurut kamus dewan, fonologi merupakan kajian tentang bunyi sebutan dalam sesuatu bahasa (1996:354). Dalam Merriam Webster’s Collegaite Dictionanry tenth edition (1996:874) fonologi dihuraikan sebagai “the science of speech sounds including, especially the history and theory of sound changes in a language or in two or more related languages”.

Mengikut Kamus Linguistik (Harimurti Kridalaksana,1984:51) memberikan definisi fonologi sebagai bidang dalam linguistik yang menyelidiki bunyi-bunyi bahasa mengikut fungsinya.
 
 Huraian huruf  Vokal
Menurut Mohamad Yunus Maris (1964), terdapat lapan buah vokal Dalam bahasa Melayu. Ini diterapkan dalam rajah berikut.
 
Terdapat empat vokal depan dalam bahasa Melayu iaitu [i], [e], [ɛ] dan [a] manakala tiga Vokal belakang iaitu [u], [o] dan [כ] dan satu vokal tengah, iaitu [ə]. secara nyata vokal-vokal Ini tidak betul-betul menyerupai vokal kardinal sepenuhnya. Walau bagaimanapun Vokal Melayu ini dapat dijelaskan menurut persamaannya dengan vokal-vokal Kardinal.

Bunyi-bunyi vokal ialah bunyi-bunyi bahasa yang bersuara yang ketika menghasilkannya udara dari paru-paru keluar berterusan melalui rongga tekak dan rongga mulut tanpa mendapatkan sebarang sekatan atau geseran. Dengan kata lain bunyi-bunyi vokal mempunyai ciri-ciri seperti bersuara, udara keluar dari paru-paru berterusan dan udara keluar tanpa sekatan atau geseran.

Manakala penghasilan bunyi-bunyi vokal pula ditentukan oleh beberapa ciri tertentu iaitu, keadaan bibir sama ada dihamparkan atau dibundarkan, bahagian lidah yang terlibat sama ada depan lidah atau belakang lidah, turun naik lidah sama ada dinaikkan setinggi-tingginya, dinaikkan sedikit atau diturunkan, keadaan lelangit lembut, sama ada dinaikkan dan udara dari paru -paru keluar melalui rongga mulut sahaja ( menghasilkan bunyi-bunyi vokal atau oral) atau dinaikkan tetapi tidak rapat sehingga udara dari paru-paru keluar melalui rongga mulut dan juga rongga hidung ( menghasilkan bunyi-bunyi vokal yang disengaukan) dan keadaan glotis dirapatkan dan semasa udara keluar dari paru-paru pita suara bergetar. Selain vokal terdapat juga separuh vokal, diftong dan vokal rangkap.
Huraian Huruf konsonan
Konsonan ialah bunyi selain dari bunyi vokal. Konsonan terhasil apabila terdapat gangguan atau halangan oleh alat artikulasi terhadap udara dari peparu. Konsonan terdiri daripada konsonan bersuara dan konsonan tidak bersuara. Konsonan bersuara bermaksud konsonan yang terhasil apabila tekanan udara yang keluar dari peparu menggetarkan pita suara manakala konsonan tidak bersuara adalah konsonan yang terhasil apabila udara dari peparu tidak menggetarkan pita suara.

Dalam bahasa Melayu konsonan terbahagi kepada 2 iaitu konsonan asli dan konsonan pinjaman. Konsonan asli bahasa Melayu merupakan konsonan yang sedia ada dan diguna oleh penutur bahasa Melayu tanpa sebarang perlakuan adaptasi oleh penutur. Dalam bahasa melayu terdapat 9 jenis konsonan iaitu :

a)    Dua konsonan letupan dua bibir bersuara dan tidak bersuara ( p, b ).
b)    Dua konsonan letupan gusi bersuara dan tidak bersuara ( t, d ).
c)    Dua konsonan letupan lelangit lembut bersuara dan tidak bersuara ( k, g ).
d)    Satu konsonan hentian glotis. ( ? )
e)    Dua konsonan letusan bersuara dan tidak bersuara ( c, j )
f)     Dua konsonan geseran tidak bersuara, iaitu geseran gusi tidak bersuara ( s) dan geseran glotis bersuara ( h ).
g)    Satu konsonan getaran bersuara ( r ).
h)    Satu konsonan sisian bersuara ( i ).
i)      Empat konsonan sengauan bersuara (m, n, ŋ , n )
j)      Dua konsonan separuh vokal bersuara, iaitu ( i ) dan separuh vokal dua bibir bersuara (w).
k)    Satu konsonan separuh vokal lelangit keras bersuara ( j ).

Penghasilan konsonan-konsonan tersebut melibatkan daerah-daerah artikulasi seperti dua bibir, gusi, lelangit keras, lelangit lembut, pita suara, glotis dan rongga hidung.

Cara membunyikan huruf  vokal
Dalam pertuturan sebenar, kita perlu peka bahawa terdapat lapan jenis huruf vokal yang wujud dalam bahasa Melayu. Huraian berikut menyatakan peranan dan keadaan serta kedudukan alat-alat artikulasi seperti bibir, lidah, anak tekak, lelangit lembut dan pita suara dalam membunyikan vokal-vokal bahasa Melayu.

(a)  Vokal depan sempit [i]. cara membunyikannya:
(a)                 Keadaan bibir hampar
(b)                 Depan lidah dinaikkan setinggi yang mungkin ke arah lelangit keras tetapi tidak sampai menyentuh lelangit keras
(c)                Anak tekak dan lelangit lembut dinaikkan bagi menutup rongga hidung supaya udara tidak keluar melalui rongga hidung Udara dari paru-paru keluar ke rongga hidung Pita suara digerarkan

Bunyi yang dihasilkan ialah bunyi vokal depan sempit [i] seperti pada perkataan berikut:

Awal
Tengah
Akhir
Ikan
Bila
Tali
Ibu
Tiba
Padi

(a)  Vokal depan separuh sempit [e]. cara membunyikannya:
·         Keadaan bibir hampar
·         Depan lidah dinaikkan setinggi yang mungkin ke arah gigi gusi
·         Anak tekak dan lelangit lembut dinaikkan bagi menutup rongga    
·         hidung supaya udara tidak keluar melalui rongga hidung Udara dari   
·         paru-paru keluar ke rongga hidung Pita suara digerarkan

 Bunyi yang dihasilkan ialah bunyi vokal depan separuh sempit [e] seperti pada perkataan berikut:

Awal
Tengah
Akhir
Enak
Teleng
Tauge
Elok
Leher
Tempe

(b)  Vokal depan separuh luas atau lapang [ε]. Cara membunyikannya:

(a)  Keadaan bibir hampar
(b)  Depan lidah dinaikkan separuh rendah ke arah gusi
(c)  Anak tekak dan lelangit lembut dinaikkan bagi menutup rongga hidung supaya udara tidak keluar melalui rongga hidung
(d)  Udara dari paru-paru keluar dari rongga mulut
(e)  Pita suara digetarkan.

Bunyi yang dihasilkan ialah bunyi vokal depan separuh luas atau lapang [ε] seperti pada perkataan berikut:

Awal
Tengah
Akhir
Esa
Belek
Tauge
Enak
Belok
Tempe

(c)  Vokal depan luas atau lapang [a]. Cara membunyikannya:
(a)  Keadaan bibir hampar
(b)  Depan lidah diturunkan serendah mungkin
(c)  Anak tekak dan lelangit lembut dinaikkan bagi menutup rongga hidung supaya udara tidak keluar melalui rongga hidung
(d)  Udara dari paru-paru ke luar ke rongga mulut
(e)  Pita suara digetarkan.

Bunyi yang dihasilkan ialah bunyi vokal depan luas atau lapang [a] seperti pada perkataan yang berikut:

Awal
Tengah
Akhir
Awan
Kadar
Siapa
Anak
Beras
Nama

(d)  Vokal belakang sempit [u]. Cara membunyikannya:
(a)  Keadaan bibir hampar
(b)  Belakang lidah dinaikkan setinggi mungkin ke arah lelangit lembut tetapi tidak sampai menyentuh lelangit lembut
(c)  Anak tekak dan lelangit lembut dinaikkan bagi menutup rongga hidung supaya udara tidak keluar melalui rongga hidung
(d)  Udara dari paru-paru ke luar ke rongga mulut
(e)  Pita suara digetarkan.

Bunyi yang dihasilkan ialah bunyi vokal belakang sempit [u] seperti pada perkataan yang berikut:
Awal
Tengah
Akhir
ubat
bulat
Batu
ular
sudu
Palu


(a)  Vokal belakang separuh sempit [o]. Cara membunyikannya:
(a)  Keadaan bibir hampar
(b)  Belakang lidah dinaikkan separuh tinggi  ke arah lelangit lembut tetapi tidak sampai menyentuh lelangit lembut
(c)  Anak tekak dan lelangit lembut dinaikkan bagi menutup rongga hidung supaya udara tidak keluar melalui rongga hidung
(d)  Udara dari paru-paru ke luar ke rongga mulut
(e)  Pita suara digetarkan.

Bunyi yang dihasilkan ialah bunyi vokal belakang separuh sempit [o]. seperti pada perkataan yang berikut:

Awal
Tengah
Akhir
Orang
Tolong
Pidato
Otak
Bohong
Koko


(b)  Vokal belakang separuh luas atau lapang [כ]. Cara membunyikannya:
(a)  Keadaan bibir hampar
(b)  Belakang lidah dinaikkan separuh rendah  
(c)  Anak tekak dan lelangit lembut dinaikkan bagi menutup rongga hidung supaya udara tidak keluar melalui rongga hidung
(d)  Udara dari paru-paru ke luar ke rongga mulut
(e)  Pita suara digetarkan.

Bunyi yang dihasilkan ialah bunyi vokal belakang separuh luas atau lapang seperti [כ] seperti pada perkataan yang berikut:
Awal
Tengah
Akhir
Orang
Borong
Soto
Oleh
Bolot
Teko

(f)   Vokal tengah [ə]. Cara membunyikannya:
(a)  Keadaan bibir antara hampar dengan bundar
(b)  Tengah lidah dinaikkan kea rah lelangit keras tetapi tidak sampai menyentuh lelangit keras  
(c)  Anak tekak dan lelangit lembut dinaikkan bagi menutup rongga hidung supaya udara tidak keluar melalui rongga hidung
(d)  Udara dari paru-paru ke luar ke rongga mulut
(e)  Pita suara digetarkan.
Bunyi yang dihasilkan ialah bunyi vokal tengah [ə] seperti pada perkataan berikut:

Awal
Tengah
Akhir
Emak
Penat
Sosialisme
Empat
Tenat
Behaviurisme

Cara Membunyikan  Konsonan
Lapan belas konsonan asli yang terdapat dalam bahasa Melayu dapat diklasifikasikan mengikut cara dan daerah sebutannya seperti yang terdapat dalam jadual berikut:

Daerah sebutan
Cara sebutan
bibir
Gigi-gusi
Lelangit keras
Lelangit lembut
Glottis
Letupan
P b
T d
-
K g
-
Letusan
-
-
C j
-
-
Sengau
M
N
(ny)
(ng) ŋ
-
Geseran
-
S
-
-
H
Getaran
-
R
-
-
-
Sisian
-
L
-
-
-
Separuh vokal
W
-
Y
-
-

Hanya sepuluh sahaja huruf konsonan dapat hadir pada awal, tengah dan akhir perkataan, iaitu p,t, k, m, n, ng, s, h, r dan l. konsonan b, d, g, c dan jbab, had, koc dan kolej. Huruf konsonan ny, w dan y tidak pernah terdapat pada akhir perkataan . hanya berada pada akhir perkataan dalam perkataan- perkataan pinjaman seperti

Huraian berikut dapat menjelaskan peranan, keadaan dan kedudukan alat-alat artikulasi seperti bibir, lidah anak tekak, lelangit lembut dan pita suara dalam membunyikan konsonan bahasa Melayu asli. Huraian ini disertakan dengan gambar rajah bagi membantu memahami cara setiap konsonan tersebut dihasilkan.

(a)  Konsonan letupan dua bibir tidak bersuara [p] dan konsonan letupan dua bibir bersuara [b]. Cara membunyikannya:

Bunyi konsonan [p]
Bunyi konsonan [b]
1.    Dua bibir dirapatkan untuk membuat sekatan penuh pada arus udara dari paru-paru ke rongga mulut.
2.    Lelangit lembut dinaikkan ke belakang atau ke dinding rongga tekak untuk membuat sekatan udara dari paru-paru ke rongga hidung.
3.    Pita suara direnggangkan.
4.    Udara dari paru-paru keluar ke rongga mulut tanpa menggetarkan pita suara.
5.    Sekatan pada dua bibir dilepaskan serta- merta.
Bunyi yang dihasilkan ialah letupan dua bibir tidak bersuara [p].
 Cara membunyikan sama seperti membunyikan konsonan [p]. yang berbeza ialah:

1.    Pita suara dirapatkan.
2.    Arus udara dari paru-paru keluar melalui rongga mulut dengan mengetarkan pita suara.
3.    Bunyi  yang dihasilkan ialah letupan dua bibir bersuara [b].

Contoh perkataan:

Huruf
Awal
Tengah
Akhir
Konsonan [p]
Palu
Lapik
Atap
Konsonan [b]
Batek
Rabun
Adab
   
(b)  Konsonan letupan gusi tidak bersuara [t] dan konsonan letupan gusi bersuara [d]
Cara membunyikannya:

Bunyi konsonan [t]
Bunyi konsonan [d]
1.    Hujung lidah dinaikkan rapat ke gusi untuk membuat sekatan penuh pada arus udara.
2.    Lelangit lembut dan anak tekak dinaikkan ke belakang atau ke dinding rongga tekak untuk menutup arus udara ke rongga hidung.
3.    Pita suara direnggangkan .
4.    Arus udara dari paru-paru keluar melalui rongga mulut tanpa menggetarkan pita suara.
5.    Sekatan yang dibuat oleh hujung lidah dan gusi dilepaskan serta-merta.
6.    Bunyi yang dihasilkan ialah letupan gusi tidak bersuara [t].
Cara membunyikan konsonan sama seperti membunyikan konsonan [t]. yang berbeza ialah:

1.    Pita suara dirapatkan.
2.    Arus udara dari paru-paru keluar melalui rongga mulut dengan menggetarkan pita suara.
3.    Bunyi yang dihasilkan ialah letusan gusi bersuara [d].

Contoh perkataan:

Huruf
Awal
Tengah
Akhir
Konsonan [t]
Takut
Batas
Padat
Konsonan [d]
Dalam
Tanduk
Abad


(c)  Konsonan letupan lelangit lembut tidak bersuara [k] dan konsonan letupan langit lembut bersuara [g]. Cara membunyikannya:
Bunyi konsonan [k]
Bunyi konsonan [g]
1.    Belakang lidah dirapatkan ke lelangit lembut untuk membuat sekatan penuh pada arus udara .
2.    Lelangit lembut dan anak tekak dirapatkan ke rongga tekak bagi menyekat arus udara dari paru-paru ke rongga hidung. 3.    Pita suara di renggangkan. 4.    Arus udara keluar dari paru-paru melaui rongga mulut tanpa menggetarkan pita suara. 5.    Sekatan udara yang dibuat oleh belakang lidah dilepaskan serta merta.
6.    Bunyi yang dihasilkan ialah letupan lelangit lembut tidak bersuara [k].
Cara membunyikan konsonan sama seperti membunyikan konsonan [k]. yang berbeza ialah:
1.    Pita suara dirapatkan .
2.    Arus udara dari paru-paru yang keluar melalui rongga mulut mengetarkan pita suara.
3.    Bunyi yang dihasilkan ialah letupan lelangit lembut bersuara [g].

Contoh perkataan:
Huruf
Awal
Tengah
Akhir
Konsonan [k]
Kala
Makan
Tamak
Konsonan [g]
Garam
Pagar
Dialog

                   
(d)  Hentian glotis [?] dan Cara membunyikannya:

(a)  Lelangit lembut dan anak tekak dinaikkan ke belakang atau ke dinding rongga tekak untuk membuat sekatan udara dari paru-paru ke rongga hidung
(b)  Pita suara dirapatkan sepenuhnya
(c)  Arus udara yang keluar dari paru-paru dibiarkan tersekat dibelakang rapatan pita suara.
(d)  Udara disekat oleh rapatan pita suara tanpa menggetarkan pita suara

Bunyi yang dihasilkan ialah hentian glotis [?] seperti pada perkataan  berikut:

Awal
Tengah
Akhir
Anak
Saat
Lemak
Ikan
Rakyat
Budak

(e)  Konsonan letusan lelangit keras tidak bersuara [č] dan konsonan letusan lelangit keras bersuara [Ĵ]. Cara membunyikannya:
Bunyi konsonan [č]
Bunyi konsonan [Ĵ]
1.    Hadapan lidah rapat ke lelengit keras untuk membuat sekatan pada arus udara.
2.    Lelangit lembut dan anak tekak dinaikkan ke belakang atau ke dinding rongga tekak untuk membuat sekatan terhadap arus udara dari paru-paru ke rongga hidung.
3.    Pita suara direnggangkan.
4.    Arus udara dari paru-paru melalui rongga mulut tanpa menggetarkan pita suara.
5.    Udara yang tersekat oleh hadapan lidah di lelangit keras dilepaskan pelahan-lahan.
6.    Bunyi yang dihasilkan ialah letusan lelangit keras gusi tidak bersuara [č].
Cara membunyikan konsonan sama seperti membunyikan konsonan [Ĵ]. yang berbeza ialah:
1.    Pita suara dirapatkan.
2.    Arus udara dari paru-paru keluar melalui rongga mulut dengan menggetarkan pita suara.
3.    Bunyi yang dihasilkan ialah letusan lelangit keras gusi bersuara [Ĵ]

Contoh perkataan:
Huruf
Awal
Tengah
Akhir
Konsonan [č]
Cara
Laci
Koc
Konsonan [Ĵ]
Jala
Kanji
Kolej

(f)   Konsonan geseran gusi tidak bersuara [s]:

(a)  Hadapan lidah dinaikan ke gusi untuk membuat sempitan pada arus udara.
(b)  Lelangit lembut dan anak tekak dinaikan ke belakang rongga tekak untuk menyekat arus udara dari paru-paru ke rongga hidung.
(c)  Pita suara di renggangkan.
(d)  Arus udara dari paru-paru melalui rongga mulut tanpa menggetarkan pita suara
(e)  Udara keluar melalui sempitan depan lidah dan gusi untuk menghasilkan bunyi konsonan geseran gusi tidak bersuara [s].

Contoh perkataan:
Awal
Tengah
Akhir
Silap
Lasak
Pedas
Satu
Lesu
Lemas

(f)   Konsonan getaran gusi bersuara [r]:
(a)  Hujung lidah dikenakan pada gusi.
(b)  Lelangit lembut dan anak tekak dinaikkan ke belakang rongga tekak untuk membuat sekatan arus udara dari paru-paru ke rongga hidung.
(c)  Pita suara dirapatkan.
(d)  arus udara yang keluar dari paru-paru melalui rongga tekak menggetarkan pita suara
(e)  arus udara melalui rongga mulut menggetarkan hujung lidah

Bunyi yang dihasilkan ialah konsonan getaran gusi bersuara [r] seperti pada perkataan berikut:
Awal
Tengah
Akhir
Rapat
Tiram
Sabar
Rugi
Seram
Lebar

(f)   Konsonan gusi bersuara [I]:
(a)  Hujung lidah dikenakan pada gusi.
(b)  Lelangit lembut dan anak tekak dinaikkan ke belakang rongga hidung untuk membuat sekatan arus udara dari paru-paru ke rongga hidung.
(c)  Pita suara dirapatkan
(d)  Arus udara dari paru-paru keluar ke rongga mulut  dengan menggetarkan pita suara
(e)  Arus udara dibiarkan keluar melalui tepi lidah sahaja.

Bunyi yang dihasilkan ialah konsonan sisian gusi bersuara [I] seperti pada perkataan yang berikut:

Awal
Tengah
Akhir
Lagu
Tilam
Tebal
Lipat
Kelam
Kekal

(f)   Konsonan sengau dua bibir bersuara [m]:
(a)  Bibir bawah dan bibir atas dirapatkan untuk membuat sekatan pada arus udara.
(g)  Lelangit lembut dan anak tekak diturunkan untuk memberikan laluan arus udara dari paru-paru ke rongga hidung.
(h)  Arus udara dari paru-paru masuk ke rongga mulut dan terus ke rongga hidung.
(i)    Pita suara dirapatkan untuk membuat getaran.
(j)    Arus udara dilepaskan perlahan-lahan.

Bunyi yang dihasilkan ialah konsonan sengau dua bibir bersuara [m] seperti pada perkataan yang berikut:
Awal
Tengah
Akhir
Macam
Teman
Ketam
Murah
Lumba
Badam
(k)  Konsonan sengau gusi bersuara [n] cara membunyikannya:
(a)  Hujung lidah dinaikkan pada gusi atau gigi gusi untuk membuat sekatan arus udara.
(b)  Lelangit lembut dan anak tekak diturunkan untuk memberikan laluan arus udara dari paru-paru ke rongga hidung.
(c)  Arus udara dari paru-paru melalui rongga mulut terus ke rongga hidung
(d)  Arus udara dilepaskan perlahan-lahan
Bunyi yang dihasilkan ialah konsonan sengau gusi bersuara [n] seperti pada perkataan berikut:

Awal
Tengah
Akhir
Naga
Tanah
Taman
Nilam
Panah
Laman

(e)  Konsonan sengau lelangit lembut bersuara [ŋ] cara membunyikannya:

(a)  Belakang lidah dirapatkan ke lelangit lembut untuk membuat sekatan arus udara.
(b)  Lelangit lembut dan anak tekak diturunkan untuk memberikan laluan arus udara yang keluar dari paru-paru masuk ke rongga hidung.
(c)  Pita suara dirapatkan dan digetarkan
(d)  Arus udara dari paru-paru melalui rongga mulut terus ke rongga hidung.
(e)  Arus udara yang tersekat oleh belakang lidah dan lelangit lembut dilepaskan pelahan-pelahan.

Bunyi yang yang dihasilkan ialah kosonan sengau lelangit lembut bersuara [ŋ] seperti yang berikut:
Awal
Tengah
Akhir
Ngilu
Bingka
Lalang
Ngeri
Rangkap
Tulang

(f)   Konsonan sengau gusi lelangit keras bersuara [ ]. Cara membunyikannya:
(a)  Depan lidah dinaikkan ke lelangit keras untuk membuat sekatan arus udara
(b)  Lelangit lembut dan anak tekak diturunkan untuk memberikan laluan arus udara yang terkeluar dari paru-paru ke rongga hidung
(c)  Pita suara dirapatkan dan digetarkan
(d)  Arus udara daripada paru-paru melalui rongga mulut dan terus ke rongga hidung
(e)  Udara yang tersekat oleh depan lidah dan lelangit keras dilepaskan pelahan-lahan

Bunyi yang dihasilkan ialah konsonan sengau lelangit keras gusi bersuara () seperti perkataan yang berikut:

Awal
Tengah
Akhir
Nyaris
Banyak
-
Nyala
Senyap
-


(f)    Separuh vokal dua bibir bersuara [w]:
(a)  Bibir di bundarkan.
(b)  Belakang lidah dinaikkan ke lelangit lembut.
(c)  Lelangit lembut dinaikkan ke belakang rongga tekak untuk menyekat arus udara udara dari paru-paru ke rongga hidung
(d)  Udara dari paru-paru keluar ke rongga mulut
(e)  Pita suara digetarkan dan lidah bergerak dengan pantas ke kedudukan untuk membunyikan vokal tengah [w].

Bunyi yang dihasilkan ialah konsonan separuh vokal dua bibir bersuara [w] seperti pada perkataan yang berikut:

Awal
Tengah
Akhir
Waris
Kawan
Takraw
Wajar
Lawan
-


(g)  Separuh vokal lelangit keras bersuara [j]. Cara membunyikannya:

(a)  Depan lidah diangkat tinggi ke arah gusi.
(b)  Bibir di hamparkan.
(c)  Lelangit lembut dinaikkan ke belakang rongga tekak untuk menyekat udara dari paru-paru ke rongga hidung.
(d)  Pita suara digetarkan sambil lidah bergerak pantas ke kedudukan untuk membunyikan vokal [j].
(e)  Bunyi yang dihasilkan ialah bunyi separuh vokal lelangit keras bersuara [j]

Bunyi yang dihasilkan ialah konsonan separuh vokal lelangit keras bersuara [j] seperti pada perkataan berikut:

Awal
Tengah
Akhir
Yakin
Tayang
-
Yuran
Payah
-
KESIMPULAN
Kajian fonetik dan fonologi melibatkan organ pertuturan manusia secara lansung. Organ tutur manusia ini disebut alat artikulasi. Terdapat banyak alat artikulasi manusia dan setiap satunya mempunyai kedudukan dan fungsi yang berbeza  dalam menghasilkan bunyi bahasa. Namun demikian terdapat unsur yang bukan dikategorikan sebagai alat artikulasi manusia, tetapi mempunyai peranan yang amat penting dalam menghasilkan bunyi. Unsur tersebut ialah udara dan merupakan sumber tenaga utama dalam menghasilkan bunyi.

Bunyi vokal atau konsonan merupakan antara bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat artikulasi manusia. Semua bunyi vokal merupakan bunyi-bunyi bersuara, manakala bunyi konsonan ada yang bersuara dan ada yang tidak bersuara. Bunyi bersuara dan tidak bersuara ini berkait rapat dengan keadaan pita suara. sekiranya keadaan pita suara (glotis) tertutup rapat sewaktu udara keluar melaluinya, maka getaran akan berlaku pada pita suara dan bunyi yang terhasil ialah bunyi bersuara. Sebaliknya jika pita suara itu direnggangkan atau terbuka sewaktu udara melaluinya, maka getaran pada pita suara tidak berlaku maka yang terhasil ialah bunyi yang tidak bersuara.

RUJUKAN
Abdullah Hassan Dan Ainon Mohd (1994). Bahasa Melayu Untuk Maktab Perguruan. Kuala Lumpur: Fajar Bakti
Ahmad Kamal Muhammad (1992). Kejayaan Komunikasi. Kuala Lumpur: Nurin Enterprise
Arbak Othman Dan Ahmad Mahmood Musanid (2000). Linguistik Am. Kuala Lumpur: Penerbitan Sarjana.